Dayak Ngaju (Biaju) merupakan Dayak yang bermukim di daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito dan Katingan atau di daerah Kalimatan Tengah, Kalimatan Selatan, serta Kalimantan Barat bagian selatan. Dayak Ngaju memiliki sub-suku Ngaju, Bakumpai, Katingan, Meratus, Tomun, dll.
Ciri khas dari Dayak Ngaju adalah agama kaharingan yang masih dianut oleh sebagian suku Ngaju, serta upacara Tiwah, atau upacara mengantarkan roh leluhur. Untuk pakaian adat, Dayak Ngaju biasanya menggunakan warna merah sebagai warna dominan, kain atau rompi dari kulit kayu, serta menggunakan bulu burung enggang dan ruai sebagai hiasan kepala.
Pada beberapa tarian adat, kaum wanita Ngaju biasanya juga membawakan tarian dengan menggunakan mandau/parang (contoh : Tari Hetawang Hakangkalu), hal ini berbeda dari wanita sub-suku Dayak lainnya. Selain itu, alat musik tradisional Dayak Ngaju biasanya di dominasi oleh Kecapi Karungut, Rebab, Gandang Tatau, Gong, dan suling.
2. Dayak Apo Kayan
Dayak Apo Kayan merupakan suku Dayak yang berasal dari Hulu sungai Kayan dan dataran tinggi Usun Apau, Baram, Sarawak. Saat ini Dayak Apo Kayan menyebar di daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat bagian utara, dan Sarawak, Malaysia. Sub-suku yang termasuk dalam rumpun Apo Kayan adalah Kayan, Kenyah, Bahau, Kelabit, dll. Di Malaysia, Dayak Apo Kayan dikenal dengan sebutan Orang Ulu.
Ciri khas dari Dayak Apo Kayan adalah telinga panjang, serta tato di sekujur tubuh yang menandakan status sosial di masyarakat. Pakaian adat Dayak Apo Kayan biasanya di dominasi oleh warna Hitam, Putih, dan Kuning. Serta dapat ditemukan berbagai hiasan manik-manik dan hiasan bulu enggang.
Alat musik yang paling terkenal dari rumput Dayak Apo Kayan adalah Kecapi tradisional atau Sape' (Bahasa Kayan) atau Sampe' (Bahasa Kenyah), kecapi ini berbeda dari karungut, berfungsi sebagai alat musik melodis dan ukurannya lebih besar. Selain itu ada juga Gong, Sluding/klentangan, Kadire/keledik (alat musik tiup), dan Antoneng.
3. Dayak Iban/Laut
Dayak Iban, disebut juga Dayak Laut, merupakan rumpun dayak yang berada di daerah utara pulau Kalimantan. Dayak Iban menyebar di daerah Kalimantan Barat bagian utara, Sabah, Brunei, dan Sebagian besar ada di Sarawak. Dari segi bahasa Dayak Iban memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu. Adapun sub-suku dari Dayak Iban adalah Mualang, Seberuang, Melanau, dll.
Dayak iban memiliki ciri khas yaitu menjamu tamu dengan tuak (rice wine) serta tato di sekujur tubuh. Tato ini melambangkan pengalaman hidup seseorang, semakin banyak tato di tubuh berarti orang tersebut sudah memiliki banyak pengalaman dan sudah berkelana diberbagai tempat. Motif tato yang sering digunakan adalah motif bunga terong yang berada di atas dada bagian kiri dan kanan.
Yang membedakan Dayak Iban dari sub-suku Dayak lain adalah pakaian tradisional wanita Iban memiliki hiasan kepala dari logam, selain itu Dayak Iban memiliki kain tenun dengan motif yang sangat khas, ditambah dengan hiasan bulu burung enggang dan ruai di bagian kepala. Untuk musik tradisional biasanya didominasi oleh Gendang, kollatung, dan Gong.
4. Dayak Klemantan/Darat
Dayak Klemantan atau disebut juga Dayak Darat mendiami daerah barat pulau Kalimantan. Rumput dayak ini tersebar di hulu-hulu sungai yang ada di Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia. Dayak Darat di Malaysia dikenal dengan nama orang Bidayuh. Sub-suku dari Dayak Darat adalah Kanayatn, Bidayuh, Ketungau, dll.
Dayak Darat dikenal karena sifat yang ramah dan mudah membaur dengan para pendatang. Banyak dari masyarakat Dayak Darat yang bisa memahat. Di beberapa tempat terdapat pahatan patung menyerupai manusia dikenal dengan nama Pantak yang merupakan warisan dari nenek moyang dari rumpun Dayak Darat.
Pakaian tradisional Dayak Darat biasanya didominasi oleh warna merah, kuning, hitam dan putih, dengan hiasan manik-manik. Selain itu terdapat juga rompi dari kulit kayu yang diberi motif tertentu. Untuk hiasan kepala, rumpun Dayak Darat biasanya menggunakan ikat kepala berwarna merah dengan hiasan bulu burung ruai, enggang, atau daun Rinyuakng. Untuk alat musik tradisional biasanya didominasi oleh Suling, Gong, Gendang, dan Kollatung.
5. Dayak Murut
Darat Murut merupakan rumpun Dayak yang berasal dari derah utara dataran tinggi pulau Kalimantan. Dayak Murut tersebar di daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sabah, Sarawak, dan Brunei. Adapun sub-suku dari Dayak Murut adalah Okolod, Keningau Murut, Paluan, dll.
Dayak Murut memiliki tarian yang terkenal yaitu tarian Mangunatip. Perkataan Magunatip diambil daripada perkataan "atip" yang bermaksud menekan antara dua permukaan. Penari magunatip memerlukan kemahiran dan ketangkasan yang baik untuk menari melintasi buluh yang dipukul serentak untuk menghasilkan bunyi dan irama tarian tersebut.
Pakaian tradisional Dayak Murut untuk pria secara umum terbuat dari kulit kayu atau kain tenun, dengan ikat kepala serta hiasan bulu burung ruai. Untuk wanita, baju tradisional biasanya di dominasi warna hitam dengan hiasan motif berbagai warna. Untuk alat musik, biasanya didominasi oleh Suling, Gong, Kollatung, dan Kadire/keledik (alat musik tiup).
6. Dayak Punan
Dayak Punan merupakan rumpun yang mendiami daerah Kalimantan Timur, Kalimatan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Malaysia. Dayak Punan memiliki sub-suku Hovongan, Penan, Uheng Kareho, Punan Murung, Bukat, dll.
Masyarakat Dayak Punan dikenal dari pola hidup yang nomaden atau berpindah-pindah, hal ini berbeda dengan kebanyakan suku Dayak lain yang memiliki rumah panjang sebagai tempat tinggal. Saat ini kebanyakan dari sub-suku Dayak Punan telah menetap dan membuat komunitas di suatu desa yang tersebar di berbagai daerah.
Pakaian tradisional Dayak Punan biasanya masih sangat sederhana, beberapa dari Dayak Punan juga melakukan tradisi memanjangkan telinga. Alat musik yang biasa dimainkan adalah Suling yang ditiup dengan menggunakan hidung dan Sape' (Kecapi).
7. Dayak Ot Danum
Rumpun Ot Danum atau Rumpun Barito adalah salah satu rumpun Dayak yang meliputi seluruh suku Dayak di Kalimantan Tengah,Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian selatan dan Kalimantan Barat bagian tenggara. Ada yang berpendapat bahwa kelompok Dayak Rumpun Ot Danum merupakan induk bagi Rumpun Dayak Ngaju, namun terkadang kedua rumpun dipisahkan. Sub-suku dari Dayak Ot Danum adalah Ma'anyan, Tunjung, Benuaq, Lebang, Undan, dll.
Ciri khas dari Dayak Ot Danum adalah pada beberapa upacara penting, seperti upacara kematian, Dayak Ot Danum menggunakan kerbau sebagai binatang yang dikurbankan selain babi. Di dalam upacara tradisional tersebut, para dukun biasanya menggunakan kalung dengan berbagai ornamen kayu, manik, tulang, dsb.
Pakaian tradisional Dayak memiliki variasi warna beragam, termasuk ikat kepala dan ada beberapa sub-suku Dayak Ot Danum yang juga menggunakan daun kelapa sebagai hiasan. Alat musik tradisionalnya adalah Gong, Gendang, dan Kollatung.
Selamat membaca
Komentar
Posting Komentar